Memancing tanpa tahu ikannya, apa jadinya...???

Posted by Unknown Jumat, 25 Juli 2008 0 komentar
Kemarin, kebetulan agen saya datang ke kantor. Dia bermaksud untuk meminta proposal bisnis yang telah saya buat, kebetulan dia juga berminat untuk menjadi invesor saya. Setelah saya jelaskan sedikit mengenai perkembangan dan langkah - langkah untuk menjadi investor, saya menanyakan kepadanya tentang usahanya saat ini ( kebetulan dia juga merupakan salah satu pemilik saham waralaba ). Dan kebetulan dia meminta bantuan untuk dicarikan tempat-tempat yang strategis untuk outletnya, kemudian saya bertanya : " lokasinya yang seperti apa? ", dia menjawab : " ya... pokoknya tempat yang bisa untuk menjual produk saya " . Kemudian saya bertanya lagi : " Produk bapak segmentasinya kemana, nanti biar saya carikan lokasi yang tepat". Terlihat dia diam sebentar sambil memikirkan sesuatu... Kemudian saya bertanya lagi : " apa bapak sudah menganalisa pasar bapak, atau bapak pernah melakukan penelitian terhadap produk bapak? Dia terlihat berdiam lagi, dan sambil mengangguk - angguk, dan dia menjawab : " saya tahu pasar untuk produk saya, tapi gak bisa saya jelaskan secara kata - kata ". Kemudian saya tersenyum, dan berkata : " Bagaimana saya bisa membantu bapak, jika pasar yang ingin dituju saja saya tidak tahu. Takutnya kalo nanti setelah saya pilihkan lokasinya, dan ternyata jauh dari konsumen yang bapak inginkan, bisa mengakibatkan penjualannya agak sulit.
Berangkat dari pertanyaan sebelumnya, saya mendapatkan kesimpulan bahwa agen saya ini belum memiliki perencanaan pemasaran yang matang. Bahkan bisa dibilang tidak memiliki konsep dalam memasarkan produknya. Setelah itu, sedikit demi sedikit saya jelaskan mengenai pembuatan konsep pemasaran atau yang lebih dikenal "Marketing Plan".
Kejadian diatas mengibaratkan jika kita ingin memancing ikan di kolam, sedangkan kita tidak mengetahui ikan apa yang ada dikolam tersebut. Bagaimana kita akan memancingnya? umpan apa yang akan kita gunakan? Jika kita hanya memiliki umpan cacing, ikan apa yang paling suka makan cacing dan biasanya berada di daerah yang sepeti apa? Itulah gunanya analisa pasar, sebelum kita merencanakan strategi pemasaran untuk produk kita. Sehingga kita bisa mengefektifkan strategi pemasaran kita dan mencapai hasil yang maksimal ( penjualan )
Semoga ini jadi pembelajaran kita juga, agar kita harus melakukan perencanaan sebelum memulai usaha. Karena saat ini, banyak enterprenuer yang memiliki modal semangat tanpa diimbangi dengan perencanaan atau konsep yang kuat. Sehingga banyak mengakibatkan hancurnya usaha tersebut.

Baca Selengkapnya ....

Silahturahmi, cara memperbanyak rejeki / peluang

Posted by Unknown 0 komentar
Berkunjung pada siapa saja, akan memperbanyak kita dalam meraih rejeki atau bahkan menangkap sebuah peluang bisnis. arena dari berkunjung, diharapkan adanya saling tukar informasi atau peluang - peluang bisnis. Baik itu bisnis yang skala kecil atau bisnis skala besar.

Namun perlu untuk diperhatikan juga, bahwa bukan berarti kunjungan kita tersebut bukan hanya ingin mengajak atau mendapatkan peluang bisnis saja tanpa melihat dan menanyakan kabar dari rekan yang kita kunjungi tersebut. Dengan kunjungan itu, kita dapat mengetahui keadaan rekan/saudara kita. Siapa tahu mereka menemui masalah dimana kita bisa membantu, atau mereka dapat membantu apa menjadi masalah kita.

Jika anda berkunjung, tanyakan segala perkembangan dalam kehidupan mereka ( saudara/teman), atau tanyakan seputar kegiatannya ( jika relasi ). Dengar baik - baik informasi yang diberikan dan beri suasana yang menyegarkan agar suasana tidak terasa hambar. Usahakan agar kunjungan kita tidak mengganggu aktifitas mereka, jika terasa mengganggu sebaiknya kita memohon pamit (pulang).

Jika anda memiliki waktu yang senggang, coba periksa kembali rekan-rekan atau sodara yang sudah lama tidak anda kunjungi. Pemeriksaan ini bisa melalui no hp (yang ada di phone book), buku kenangan ( siapa tahu ada rekan SMP/SMU/Kuliah kita yang berada di satu kota), daftar kartu nama yang telah kita terima atau bisa juga dengan cara mengingat - ingat rekan/saudara kita yang ingin dikunjungi.

Untuk itu, mulai saat ini marilah kita membiasakan diri untuk saling berkunjung pada teman, saudara, relasi - relasi kita, orang yang baru dikenal, atau siapa saja untuk kita kunjungi. Siapa tahu dari situ kita mendapatkan rejeki atau peluang bisnis.

Baca Selengkapnya ....

NILAI SEBUAH MEREK

Posted by Unknown Minggu, 20 Juli 2008 0 komentar
Brand atau Merek merupakan nama ataupun simbol yang bersifat membedakan, dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Merek memberi tanda pada konsumen mengenai sumber merek tersebut, dan melindungi konsumen maupun produsen dari para kompetitor yang berusaha memberikan produkproduk yang tampak identik.

Merek yang dimiliki oleh perusahaan dapat menyampaikan beberapa tingkat pengertian kepada konsumen, yaitu:

1. Atribut : Merek pertama-tama akan mengingatkan konsumen
terhadap artibut yang dimiliki oleh suatu produk.
2. Manfaat : Suatu merek lebih daripada fungsi serangkaian atribut. Perlu diketahui bahwa pada dasarnya konsumen tidak membeli atribut, akan tetapi mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional, terlebih lagi aspek emosional.
3. Nilai : Merek harus dapat mencerminkan sesuatu hal mengenai nilai-nilai pembeli.
4. Budaya : Merek juga mewakili budaya tertentu, yang lebih identik pada customer habit.
5. Kepribadian : Perlu diketahui juga bahwa merek dapat menggambarkan kepribadian dari pemakainya.

Loyalitas konsumen terhadap merek terdiri dari lima kategori yang memiliki tingkatan loyalitas mulai dari yang paling rendah sampai tertinggi yang membentuk piramida loyalitas merek. Adapun tingkatan loyalitas merek adalah :

1. Switcher (konsumen yang berpindah-pindah)
Pembeli yang berada pada tingkat ini disebut sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar, dan juga sama sekali tidak loyal. Pembeli pada tingkat ini tidak mau terikat pada merek apapun, karena karakteristik konsumen yang berada pada kategori ini pada umumnya adalah mereka yang sensitif terhadap harga. Mereka menganggap bahwa suatu produk (apapun mereknya) dianggap telah memadai serta hanya memiliki peranan yang kecil dalam keputusan untuk membeli.

2. Habitual Buyer (pembelian yang berdasarkan kebiasaan)
Pembeli yang berada pada tingkat ini, dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek yang telah mereka konsumsi. Para pembeli tipe ini memilih merek hanya karena faktor kebiasaan. Karakteristik konsumen yang termasuk dalam kategori ini adalah jarang untuk mengevaluasi merek lain. Sungkannya konsumen untuk berpindah ke merek lain lebih dikarenakan sikap mereka yang pasif.

3. Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pembeli pada tingkat ini dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek yang mereka konsumsi, namun demikian mungkin saja mereka memindahkan pembelian ke merek lain dengan menanggung switch cost yang terkait dengan waktu, uang, manfaat, ataupun resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka dalam peralihan merek.

4. Liking the Brand (pembeli yang menyukai merek)
Pada tingkat ini, konsumen sungguh-sungguh menyukai merek. Pada tingkat ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Preferensi mereka dilandaskan pada suatu assosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakan merek produk.

5. Committed Buyer (pembeli yang setia)
Pada tingkatan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggan sebagai pengguna suatu merek bahkan merek sudah menjadi suatu hal yang sangat penting bagi mereka, baik karena fungsi operasional maupun emosional dalam mengekspresikan jati diri. Salah satu aktualisasi loyalitas konsumen pada tingkat ini ditunjukan dengan tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut pada pihak lain.


Upaya perusahaan untuk meningkatkan ekuitas merek yang dimiliki dapat dijadikan landasan dari program pemasaran yang sukses. Setiap perusahaan, apapun jenis usahanya, dipastikan selalu sangat bergantung dengan kesetiaan konsumen terhadap merek. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan ekuitas perusahaan sebaiknya dilakukan optimalitas ekuitas merek.

Baca Selengkapnya ....

Souvenir untuk pernikahan

Posted by Unknown 0 komentar
Sample souvenir pernikahan dari pengrajin gerabah Pundong - Bantul.











___________________________________________________
Harga bekisar antara Rp. 1.000 - Rp 2.500 per buah ( tidak ermasuk ongkos kirim )
Order minimal : 300 bh
Untuk pemesanan bisa menghubungi :
HP : 0818 277 129, Yanuar Gajaksahda






Baca Selengkapnya ....
TRANSMOJO Tour and Travel support Hotel Murah di Jogja - Original design by Bamz | Copyright of Gajaksahda.

Bisnis Bidang apa yang ingin diulas di blog Gajaksahda

Cari Blog Ini